PJV Network – Demonstrasi adalah produk demokrasi. Meski sering membuat macet dan menambah kesal, demonstrasi adalah tanda masyarakat bisa menyuarakan pendapatnya tanpa takut dibungkam oleh para pemimpin diktator.
Dari berbagai aksi demonstrasi, mahasiswa adalah kelompok yang paling sering melakukan aksi demonstrasi. Beberapa dinilai cukup ekstrim seperti aksi bakar ban bekas hingga bentrok dengan aparat keamanan.
- Menyuarakan kepentingan rakyat.
Jangan salah, masih ada mahasiswa yang benar-benar memikirkan nasib rakyat dengan berteriak di jalan raya. Karena perhatiannya tersita pada nasib rakyat, terkadang mahasiswa ini lupa memikirkan nasib IPKnya dan perasaan orangtua yang membiayai kuliahnya.
- Ikut-ikutan keren-kerenan bersama teman
Kehidupan sebagai mahasiswa tak akan lengkap jika hanya mengejar IPK tinggi namun tidak bergaul dan bersosialisasi dan mendapat pengakuan dari sesama mahasiswa. Gelar “aktivis” bisa jadi adalah titel yang membanggakan. Selain menjalin solidaritas sesama pendemo, tidak tertutup kemungkinan juga tersorot kamera dan masuk TV.
- Jadwal kuliah yang renggang
Fenomena ini terjadi pada mahasiswa tua yang bobot SKSnya sudah mulai sedikit namun belum pula menyelesaikan skripsi. Kebosanan akibat kurang kegiatan dan frustasi draft skripsi yang tak kunjung di-ACC menjadikan demonstrasi sebuah alternatif pelampiasan kekesalan yang menarik.
- Tidak ada Wifi di kampus
Di zaman teknologi informasi seperti sekarang ini, kehadiran Wifi gratis sangat diidamkan. Ketiadaan Wifi gratis di universitas membuat mahasiswa tidak betah berlama-lama di kampus. Penelitian menunjukkan mahasiswa yang sibuk internetan gratis tanpa khawatir quota jebol akan lupa dengan urusan lain seperti mengerjakan tugas, merapikan kamar, apalagi berdemo.
Demikianlah sepenggal info tentang 4 alasan kenapa mahasiswa demo dijalan raya.